Orang-orang yang menusuk dunia Sufi dalam Islam dan ingin merobohkan bahkan ingin menghancurkan dengan berbagai kedustaan, dengan melemparkannya melalui pandangannya yang sesat terbagi menjadi berbagai kelompok: Ada yang memusuhi kerana benci dan dendam pada Islam, ada juga kerana kebodohannya terhadap hakikat Tasawuf, lalu mereka terkubang dalam kebodohan yang mendustakan.
Kelompok Pertama:
Adalah musuh-musuh Islam dari kaum Zindiq Orientalis dan golongan yang melalui rentetan perang Salib dan aktiviti kolonialisme yang penuh dendam, semata mereka hanya ingin merobohkan benteng-benteng Islam, menghancurkan rambu-rambu utamanya, dan menebarkan racun permusuhan dengan mengembangkan konflik antara barisan Islam.
Mohammad Asad, salah satu orientalis yang masuk Islam telah membuka kedok mereka dalam bukunya, al-Islam fi Muftariqit Thuruq, ketika membicarakan pengaroh perang Salib.
“Mereka memiliki semangat besar untuk meneliti Islam dalam rangka mengetahui rahsia kekuatannya, agar mereka tahu dari mana pintu-pintu masuknya, dan dari gerbang mana jalan menuju umat Islam untuk merobohkan dan menyebarkan keburukannya. Diantara para orientalis itu, yang paling berpengaroh adalah RA Nicholson dari Inggris, Goldziher Yahudi, Louis Massignon dari Perancis dan lainnya.
Di satu sisi mereka menebar racun dalam madu, dan memuji Islam dalam sebahagian buku-bukunya agar menarik respon pembaca. Ketika mulai tertarik, mereka membuat pengaroh pada akidahnya, lalu menebar kebatilan dalam hatinya untuk ditaburkan pada Islam, dengan berbagai dosa dan dusta.
Kadang-kadang mereka membuat rincian akademik yang spesifik, bahkan berjubah keagamaan, lalu mengenalkan Tasawuf sebagai rohnya Islam. Namun di satu sisi mereka menegaskan bahawa Tasawuf itu sesungguhnya warisan dari Yahudi, Nasrani dan Budha. Mereka membuat keraguan pada pembacanya bahawa Tasawuf adalah pandangan yang telah menyimpang dan sesat, seperti pandangan tentang Hulul dan Ittihad, Wahdatul Wujud, dan Wahdatul Adyan.
Kita tahu, dan kita tidak asing dengan tudingan mereka, kerana mereka adalah musuh. Kerana demikian watak musuh dan pemakar. Kita tidak perlu lagi memperinci hujah mereka, kerana kita sudah mengenal watak para musuh dunia Sufi dengan tujuannya yang begitu kotor.
Namun yang memprihatinkan kita adalah mereka yang mengaku sebagai tokoh Islam, tetapi mereka memasukkan pandangan-pandangan musuh Islam itu untuk dijadikan pegangan demi menusuk Islam dari dalam, iaitu Rohul Islam dan Mutiara Islam, yang tidak lain adalah Tasawuf. Apakah dibenarkan bagi seorang muslim yang berakal, mengambil pandangan dari musuh-musuh Islam yang kafir demi menusuk sesama saudaranya yang muslim? Maha Suci Allah, sungguh sebuah kebohongan yang besar.
Kalau saja para orientalis itu benar-benar membela Islam, benar-benar tulus dalam tesis mereka dengan keinginannya memurnikan Islam dari kotoran, kenapa mereka juga tidak memeluk Islam?
Kenapa mereka tidak menggunakan cara muslim sebagai pandangan hidupnya?
Kelompok Kedua
Adalah mereka yang bodoh terhadap ajaran hakikat Tasawuf Islam, kerana mereka tidak mendapatkan bimbingan dari tokoh Sufi yang benar dan dari kalangan Ulamanya yang Ikhlas. Bahkan mereka mengambil analisa tentang tasawuf dengan pandangan yang mengaburkan, jauh dari kejelasan dan fakta.
Mereka ini terbahagi:
- Mereka mengambil pandangan Sufi dari kalangan yang mengamalkan tasawuf secara menyimpang yang mengaku sebagai gerakan Tasawuf, tanpa membezakan antara hakikat Tasawuf yang terang dengan peristiwa-peristiwa penyimpangan tasawuf.
- Ada kalangan yang terpeleset kerana sesuatu yang ditemukan dalam kitab-kitab Tasawuf, sebagai rahsia tersembunyi, lantas menafsirkan menurut selera mereka tanpa adanya pendalaman hakikatnya, bahkan mereka memahami menurut perspektif mereka sendiri, menurut pengetahuan mereka yang terbatas dan dangkal. Tanpa mereka mau merujuk pada wacana dunia Tasawuf yang terang dan jelas yang tidak melanggar syariat. Mereka tidak menerjemahkan melalui pandangan kaum Sufi sendiri terhadap hal-hal yang tersembunyi itu.
Mereka ini semisal orang yang dalam qalbunya ada penyimpangan dan penyakit jiwa, lalu menakwilkan ayat-ayat Al-Qur’an yang Mutasyabihat dengan penafsiran dangkal mereka yang menyimpang, tanpa mereka memahami ayat-ayat Muhkamat (tegas) dan jelas makna dan tujuannya. Allah Ta’ala berfirman:
“Dialah yang menurunkan kepadamu Kitab, darinya ada ayat-ayat Muhkamat dan disanalah ada Ummul Kitab, dan ayat lain bersifat Mutasyabihat. Sedangkan mereka yang hatinya ada penyimpangan, mereka mengikuti yang kabur dari ayat itu demi menimbulkan fitnah dan meraih rekayasa pemahaman.”
Kerana itu agar tidak disalahpahami, sejumlah Ulama Sufi menjelaskan berbagai rahsia Tasawuf dalam kitab-kitabnya, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Araby dalam kitabnya Al-Futuhatul Makkiyyah dan Ar-Risalah oleh al-Qusyairy.
“Dialah yang menurunkan kepadamu Kitab, darinya ada ayat-ayat Muhkamat dan disanalah ada Ummul Kitab, dan ayat lain bersifat Mutasyabihat. Sedangkan mereka yang hatinya ada penyimpangan, mereka mengikuti yang kabur dari ayat itu demi menimbulkan fitnah dan meraih rekayasa pemahaman.”
Kerana itu agar tidak disalahpahami, sejumlah Ulama Sufi menjelaskan berbagai rahsia Tasawuf dalam kitab-kitabnya, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Araby dalam kitabnya Al-Futuhatul Makkiyyah dan Ar-Risalah oleh al-Qusyairy.
No comments:
Post a Comment